"Nama dia siapa ?" tanya Rina ke Faisal, "Oh yang anak baru itu ? namanya Ali kalo ngga salah" kata Faisal, "dia yang baru masuk teater kan ?" saut Rina, "iya, udah ah kepo banget si lu, entar juga di teater ketemu dia" saut Faisal.
Tidak beberapa lama kemudian setelah pulang sekolah, anak teater kumpul, rencananya mau tampil di suatu acara di hotel Bumi Sentosa, acara itu spesial banget soalnya diundang oleh Gubernur daerah itu sendiri. Karena Ali anak baru, Ali disuruh memperkenalkan diri di depan kaka kelas, dan teman-teman teaternya, setelah mengenalkan diri, Ali disuruh joget gangnam style oleh pembimbing teater untuk mengetes kepedean si Ali.
Setelah itu, barulah Ali langsung mengikuti diskusi untuk tampil di acara di hotel Bumi Sentosa itu. "Baru masuk udah dapet job aja lu ya" nyeletuk Faisal. Ali tertawa "Hehehe.... Iya nih kak jadi enak". "Ngga apa-apa dek, entar pasti betah deh sama anak teater" saut Rina. "Yeeee.... Rina jb jb aja kaya sopir angkot yang nanyain mau naik apa engga pas kita lagi ngobrol di pinggir jalan". Setelah berbincang-bincang sambil mendengarkan bagaimana teknis drama yang akan mereka tampilkan, pembimbing teater memberitau tanggal pelaksanaan acara tersebut. Setelah Ali tau tanggalnya Ali kaget, dia tidak akan bisa mengikuti acara tersebut, karena pada saat itu Ali harus check up ke dokter, kalau pun ia memaksakan, pasti orangtuanya tidak akan mengizinkan. Ali tidak berani bilang ke pembimbing teater, setelah selesai diskusi dan pulang, Ali memberitahukannya ke Rina dan Faisal "Kak, mau ngomong deh ka, kan tadi udah dikasihtau ya tanggal berapa dan gimana-gimananya, aku ngga bisa ka tanggal segitu, aku harus check up ke dokter", "yaudah kamu usahain izin ke orang tua kamu dulu ya" kata Rina.
Setelah sampai rumah, ternyata benar Ali tidak diizinkan orangtuanya untuk mengikuti acara tersebut, sangat disayangkan karena ini adalah pertama kali Ali mengikuti acara ini di sekolah barunya dan ekskul barunya. Keesokan harinya Ali memberitahu ke Rina dan Faisal, "yaudah kamu tetep latihan aja ya, kali aja ibu kamu berubah pikiran" kata Faisal. Setelah pulang sekolah Ali pun latihan bersama teman-temannya, Ali lupa bahwa hari itu ia harus mengambil obatnya di rumah sakit tempat dia check up, al hasil sampai dirumah Ali dimarahi oleh Ibunya. Ali disuruh untuk keluar dari teater, Ali berusaha untuk mempertahankan posisinya di teater, tapi tetap saja ia tidak bisa terus menentang orang tuanya.
Beberapa lama kemudian Ali mendapat sms entah dari siapa untuk membahas besok kumpul untuk latihan, dan memilih tempat enaknya dirumah siapa, sekalian malam mingguan. Ali pun membalas "ini siapa ?" , "Ka Faisal" balas Faisal. Setelah mengetahui nomer Faisal, Ali pun memberitahu bahwa ia harus keluar teater, "jangan ih li, lo kan baru masuk teater juga masa iya lo mau keluar" kata Faisal.
Hari demi hari, Faisal, kaka kelas teater, dan teman-temannya menahan Ali agar tidak keluar dari teater, tapi Ali pun bingung, habis mau gimana lagi. Akhirnya Ali pun membicarakannya baik-baik dengan ibunya setelah sampai dirumah. Ali senang dengan jawaban Ibunya, ia boleh melanjutkan teater tapi ia tetap tidak diizinkan untuk mengikuti acara tersebut karena hari itu udah jadwal dia check up. Ali pun memberitahu Faisal lagi, kata Faisal "yaudahlah itu juga udah dapet yang terbaik, alhamdulillah lo masih boleh teater".
Beberapa hari kemudian acara itu pun berlangsung. Ketika acara itu berlangsung, Ali tidak datang untuk menonton apalagi tampil, karena memang hari itu ia harus check up, karena pembimbing teater marah, pembimbing teater memutuskan untuk mengeluarkan anak-anak yang tidak mengikuti acara ini, karena acara ini sangat begitu penting baginya. Teman Ali pun memberitahukan Ali, Ali kaget, Ali kesal, perasaannya campur aduk, sekarang dia itu bagaikan tanaman yang bertahan saat badai, dan berharap matahari muncul, tapi ketika matahari itu muncul, sang tanaman layu karena kepanasan, posisi Ali saat ini adalah Ali sudah berusaha mempertahankan posisinya di teater dengan menentang orang tuanya, tetapi ketika orang tuanya sudah mengizinkan ia boleh mengikuti teater lagi, justru sekarang pembimbingnya yang tidak mengizinkannya untuk lanjut teater.
Tidak beberapa lama kemudian setelah pulang sekolah, anak teater kumpul, rencananya mau tampil di suatu acara di hotel Bumi Sentosa, acara itu spesial banget soalnya diundang oleh Gubernur daerah itu sendiri. Karena Ali anak baru, Ali disuruh memperkenalkan diri di depan kaka kelas, dan teman-teman teaternya, setelah mengenalkan diri, Ali disuruh joget gangnam style oleh pembimbing teater untuk mengetes kepedean si Ali.
Setelah itu, barulah Ali langsung mengikuti diskusi untuk tampil di acara di hotel Bumi Sentosa itu. "Baru masuk udah dapet job aja lu ya" nyeletuk Faisal. Ali tertawa "Hehehe.... Iya nih kak jadi enak". "Ngga apa-apa dek, entar pasti betah deh sama anak teater" saut Rina. "Yeeee.... Rina jb jb aja kaya sopir angkot yang nanyain mau naik apa engga pas kita lagi ngobrol di pinggir jalan". Setelah berbincang-bincang sambil mendengarkan bagaimana teknis drama yang akan mereka tampilkan, pembimbing teater memberitau tanggal pelaksanaan acara tersebut. Setelah Ali tau tanggalnya Ali kaget, dia tidak akan bisa mengikuti acara tersebut, karena pada saat itu Ali harus check up ke dokter, kalau pun ia memaksakan, pasti orangtuanya tidak akan mengizinkan. Ali tidak berani bilang ke pembimbing teater, setelah selesai diskusi dan pulang, Ali memberitahukannya ke Rina dan Faisal "Kak, mau ngomong deh ka, kan tadi udah dikasihtau ya tanggal berapa dan gimana-gimananya, aku ngga bisa ka tanggal segitu, aku harus check up ke dokter", "yaudah kamu usahain izin ke orang tua kamu dulu ya" kata Rina.
Setelah sampai rumah, ternyata benar Ali tidak diizinkan orangtuanya untuk mengikuti acara tersebut, sangat disayangkan karena ini adalah pertama kali Ali mengikuti acara ini di sekolah barunya dan ekskul barunya. Keesokan harinya Ali memberitahu ke Rina dan Faisal, "yaudah kamu tetep latihan aja ya, kali aja ibu kamu berubah pikiran" kata Faisal. Setelah pulang sekolah Ali pun latihan bersama teman-temannya, Ali lupa bahwa hari itu ia harus mengambil obatnya di rumah sakit tempat dia check up, al hasil sampai dirumah Ali dimarahi oleh Ibunya. Ali disuruh untuk keluar dari teater, Ali berusaha untuk mempertahankan posisinya di teater, tapi tetap saja ia tidak bisa terus menentang orang tuanya.
Beberapa lama kemudian Ali mendapat sms entah dari siapa untuk membahas besok kumpul untuk latihan, dan memilih tempat enaknya dirumah siapa, sekalian malam mingguan. Ali pun membalas "ini siapa ?" , "Ka Faisal" balas Faisal. Setelah mengetahui nomer Faisal, Ali pun memberitahu bahwa ia harus keluar teater, "jangan ih li, lo kan baru masuk teater juga masa iya lo mau keluar" kata Faisal.
Hari demi hari, Faisal, kaka kelas teater, dan teman-temannya menahan Ali agar tidak keluar dari teater, tapi Ali pun bingung, habis mau gimana lagi. Akhirnya Ali pun membicarakannya baik-baik dengan ibunya setelah sampai dirumah. Ali senang dengan jawaban Ibunya, ia boleh melanjutkan teater tapi ia tetap tidak diizinkan untuk mengikuti acara tersebut karena hari itu udah jadwal dia check up. Ali pun memberitahu Faisal lagi, kata Faisal "yaudahlah itu juga udah dapet yang terbaik, alhamdulillah lo masih boleh teater".
Beberapa hari kemudian acara itu pun berlangsung. Ketika acara itu berlangsung, Ali tidak datang untuk menonton apalagi tampil, karena memang hari itu ia harus check up, karena pembimbing teater marah, pembimbing teater memutuskan untuk mengeluarkan anak-anak yang tidak mengikuti acara ini, karena acara ini sangat begitu penting baginya. Teman Ali pun memberitahukan Ali, Ali kaget, Ali kesal, perasaannya campur aduk, sekarang dia itu bagaikan tanaman yang bertahan saat badai, dan berharap matahari muncul, tapi ketika matahari itu muncul, sang tanaman layu karena kepanasan, posisi Ali saat ini adalah Ali sudah berusaha mempertahankan posisinya di teater dengan menentang orang tuanya, tetapi ketika orang tuanya sudah mengizinkan ia boleh mengikuti teater lagi, justru sekarang pembimbingnya yang tidak mengizinkannya untuk lanjut teater.
0 comments:
Post a Comment